*Baju tie-dye buatan santri kelas 9 Umar
Selama empat kali pertemuan yang berakhir pada hari Rabu (25/01), Santri kelas 9 SMP Bayt Al Hikmah belajar (sinau) membuat berbagai kerajinan dengan dibimbing oleh dua guru, Ustazah Icha dan Ustaz Ugik. Ini dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi “Ekonomi Kreatif”. Yakni santri dapat menyajikan hasil analisis tentang perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan.
Selain itu, pengimplementasian ekonomi kreatif ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menyiapkan santri agar dapat terjun di dunia kreatif saat lulus sekolah nanti. Ide-ide kreatif yang dicetuskan dan digarap oleh para santri antara lain adalah membuat totebag custom, membuat sablon tie-dye, membuat mainan dari barang bekas, dan lain-lain. Tidak asal bikin, ada beberapa prinsip yang dipegang teguh dalam pembelajaran ini. Yakni dengan mengedepankan nilai kebermanfaatannya, nilai estetika seni, dan pastinya nilai ekonomis.
*Santri 9 Abu membuat lukisan di totebag
Dari kegiatan ini, banyak bakat santri yang selama ini tak terlihat karena terpendam akhirnya muncul di permukaan. Ada santri yang sangat sekali mahir dalam mendesain warna, hingga memahami ilmu arsitektur miniatur secara otodidak.
Memang ranah kecerdasaan setiap santri berbeda-beda. Pembelajaran ini dapat menggali banyak ranah kecerdasan seperti kecerdasan naturalis, dalam hal ini sadar akan keseimbangan ekosistem dengan memanfaatkan limbah sebagai barang berguna. Lainnya kecerdasan logika-matematis yakni seperti merancang arsitektur kotak tisu dan membuat mainan truk dari stik es krim. Serta kecerdasan interpersonal yang dalam hal ini adalah mampu bekerja sama dengan tim sehingga tercipta relasi sosial yang harmonis.
*Kotak pensil buatan 9 Abu
Guru pembimbing, Ustazah Ica berharap agar santri lebih meningkatkan kualitas produknya.
“Peserta didik nantinya dapat mengolah dengan kreativitasnya, barang bekas menjadi barang yang lebih bernilai lagi, dan peserta didik lebih jeli dalam membaca peluang ekonomi,” katanya.
Ustaz Ugik juga demikian, sebagai guru IPS ia berharap agar para santri nantinya terus berkarya dan bisa hidup dari karya-karyanya.